Kepada gadis melati penungu pagi,
Vi,sebuah nama terbiyasa aku memangilnya.
lidah api mulai terjulur melumati ribun dedaunan ditepian telaga sunyi,desir bayu asyik memetikan melodi harmoni,cericit pleci riuh berguman dengan suwara lantang bercada dengan alam.
Kau..ya kau,melati megapa kau bermuram durja,mahkotamu kusut terlihat tertekuk,wangimu serasa murka engan lagi menyapa,apa yang membuatmu kecewa hinga kau melayu bersungut menyanga dagu diserambi pagi yang elok ini..??

Taukah kau melati...??
Kau adalah puspa yang aku puja,ribuan katan,jutaan aksara dikapala terlahir dari senyumu.
Namu sepagi ini tak satu hurufpun dapat kutulis tanpa senyummu menarikan pena dimata,
anak embun yang terlahir dari rahim matamu,menyumbat aliran tinta diruncing mata pena imajinasi dikepala.
Ayolahh..melati,pijamkanku sepotong saja senyumu,untuk mencipta aksara.agarku bisa melukiskan makana,dibelukar hati yang rimba,dengan berbagi ornamen hiyasan pelagi dilagit-lagit atas kotamu yang ceram membiru...
Aku ingin itu melati,jadi sesuwatu yang bermakna karna kau jaga mengiginkannya,bukan seperti seperti pagi yang tak lagi butuh mentari..pasti hampa bukan..??
Vi,sebuah nama terbiyasa aku memangilnya.
lidah api mulai terjulur melumati ribun dedaunan ditepian telaga sunyi,desir bayu asyik memetikan melodi harmoni,cericit pleci riuh berguman dengan suwara lantang bercada dengan alam.
Kau..ya kau,melati megapa kau bermuram durja,mahkotamu kusut terlihat tertekuk,wangimu serasa murka engan lagi menyapa,apa yang membuatmu kecewa hinga kau melayu bersungut menyanga dagu diserambi pagi yang elok ini..??

Taukah kau melati...??
Kau adalah puspa yang aku puja,ribuan katan,jutaan aksara dikapala terlahir dari senyumu.
Namu sepagi ini tak satu hurufpun dapat kutulis tanpa senyummu menarikan pena dimata,
anak embun yang terlahir dari rahim matamu,menyumbat aliran tinta diruncing mata pena imajinasi dikepala.
Ayolahh..melati,pijamkanku sepotong saja senyumu,untuk mencipta aksara.agarku bisa melukiskan makana,dibelukar hati yang rimba,dengan berbagi ornamen hiyasan pelagi dilagit-lagit atas kotamu yang ceram membiru...
Aku ingin itu melati,jadi sesuwatu yang bermakna karna kau jaga mengiginkannya,bukan seperti seperti pagi yang tak lagi butuh mentari..pasti hampa bukan..??
posted from Bloggeroid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar