Sabtu, 30 Januari 2016

Cahaya Rasa...




Seberkas cahaya
bsinar redup
Ternampak netra
terkatup sayup
Mengarah datanganya
cahaya

Rintih sapa sang bayu
membuyar kilau warna
Kembali aku tersadar
pandanganku pun nanar...

Fatamorgana,keindahan yang
tak terjangkau tangan,tulah rasamu...
Yang bisa ku raba
dari setiap kata yang kau ucap,
itulah cintamu...
Yang terselip dalam bahasa
yang aku tangkap kala senja menyapa
Seriuh suara burung bernyanyi ria
dan senjaku pun berlalu
dengan liuk nada manja
yang makin menggoda
menutur disetiap jelaga warnanya
mengalun atas nama cinta....


By:Senja ungu

Minggu, 24 Januari 2016

Tiyada tinta berwarna,tanpa jejak rasa


Aku percaya waktu adalah penawar mujarab teruntuk hati yang patah oleh cinta,yang kadang tak bisa dicerna logika membutakan mata,waktu yang mempertemukan kita ,waktu jualah yang akan membuktikan besarnya cinta kita untuk selalu berjalan beriringan.
Seperti halnya dulu aku begitu rapuh ketika maya tak sejalan dengan nyata,mimpi sesaat pergi ketika matahari mulai menapakan diri.
Bermusim bunga kita tuliskan kisah tawa dan airmata,melengkugkan pelangi diujung mimpi dengan harap surga dunia penuh kedamean cinta ,ketika kamu dan aku masih bernama kita.
Bahkan kadang aku tak perlu menunggu ucapan cinta darimu .Perhatian dan senyummu sudah cukup membuatku tau kalau ada cinta bersemayam dipalung hatimu teruntuk aku.Aku tak pernah meragukan cerita cinta yang telah disusun-Nya.Sesunguh sekenario cinta dari-Nya akan sangat indah pada saatnya .

Dibalik hitam,pasti ada putih,begitu pun sebaliknya adanya besar karena adanya kecil.
Maknailah...
Semua yang nyata dan tercipta pasti berpasangan hanya saja beda cara mempertemukannya.jika saja kau sadari maka tak pernah lagi mengusik sepi atau bisu membungkan rindu andai saja mampu kau maknai ada hal indah dan termanis dalam proses pertemuan itu yang akan jadi kenangan dan tersimpan dalam memori ingatan.

Tiada tinta berwarna,tanpa jejak rasa,atau hanya hitam yang akan membentang ,mengartikan kelam yang mendalam,kita hanya kertas putih yang menginginkan coretan berwarna dengan nada yang melengking tinggi atau sedikit cengkok jawi megiringi hingga memiliki arti seperti pelangi yang aku rindui,bukan hanya imajinasi
memenuhi sudut otak kanan kiri dan bila saja pena ku bisa bicara mungkin dia akan jadi wali hati juga jiwa Tuk luahkan kata dalam tarian pena prihal selaut cinta yang meguncang jiwa riaknya ,ketika gelombang rindu pasang menghantam diding karang keimanan.
Tak ada yang perlu disesali yang tlah terjadi,biyarlah berlalu seiring waktu melaju,yang harus sebaiknya kau lakukan ,jalani apa yang tlah Tuhan gariskan,semoga kau bahagia dengan laki-laki yang tlah menghalalkan dirimu seuntuhnya jadi imammu,dan do'akan aku agar bisa mengikhlaskanmu ,segera bisa kembali menulis kisah baru perjalan hidupku dengan pengantimu..


By:Arista Jibriel & Tutik Rahayuni

Minggu, 10 Januari 2016

An...Menunggu Yang Tak Perlu Ditunggu

Kepada...

Gadis yang setia ada dikepala
saya.Tinta merah jambu
yang pernah kau goreskan
dikanvas hati masih jadi primadonaku melahirkan bait-bait aksara untuk menghidupkanmu dalam angan-anganku.senyum rekah kembang mawar yang terbiyasa kau sugingkan tak pernah layu tergilas waktu ,dikedua bola mata beningku pesona wajah ayumu berbalut kerudung ungu selalu saja bisa menarikan penaku menuliskan indah tentangmu .

An...Tetes hujan dikotaku
siang ini,mengigatkanku
padamu,rintiknya serupa
butiran embun yang terlahir
dari rahim kedua bola matamu yang sebegitu surga disela dekapan hangat kau kalungkan tangganmu dileherku, sembari ku kecup mesra keningmu sebelum malaikat membisikan lirih didaun teliganku "itu dosa" dipertemuan terakhir kita.
Prihal rindu didadaku padamu
mungkin hanya aku dan Tuhan
yang tau,tak perlu banyak
kuceritakan padamu,aku takut
mengangu aktivitasmu,biyar saja
nanti waktu yang menjelaskan
padamu kala takdir masih
mempertemukan kita dengan
rasa yang masih sama.o iya An maaf jika kamu merasa kesal karena aku tak sempat membalas pesan singkatmu semalam ,bukan karna aku malas pun marah, kamu ngak perlu capek-capek mengajak berdiskusi hati dan kepalamu hanya untuk menyimpulkan jawaban atas ketakutan-ketakutan yang mengotori putih isi kepala dan hatimu yang belum tentu benar apa yang kau takutkan dan bayangkan,bersamaan habisnya kopi yang terbiyasa ku teguk untuk melawan kantuk,semalam aku hanya lebih awal bertekuk lutut pada malam yang terburu-buru memelukku.

Bagimana kabarmu disebrang An..??,kuharap Tuhan selalu meyelipkan tawa disetiap kau megigatku sembari menghitung
bintang yang terbiyasa kau ajak
berbincang sebagai teman melawan kesunyian yang tak megenal waktu gemar mengetuk pintu rindu dadamu,heheee ....mungkin aku terlalu percaya diri mengatakan itu padamu,aku tau An ,Aku hanyalah sebutir debu yang tak sengaja diterbangkan takdir hadir dalam hidupanmu,hanya sebutir debu An,mungkin tak akan ada rindu dalam benakmu ketika Tuhan sengaja meghapus daki itu dari hidup mengantikan kisah baru dalam hidupmu (kuharap tak secepat itu).

An..bukan ingin aku kembali membakar masalalu yang mungkin tlah membeku dirahim hatimu pun mengali kisah usang yang tlah kau kubur dalam ingatan tak ingin kau kenang,satu alasan yang cuba kupahami ,anak-anak sungai yang megalir dipipi megatakan betapa membiru luka dihatimu meski tak sepatah kata keluh terlahir dari bibirmu,sebab waktu memaksamu megagukkan kepala untuk apa yang kau tidak suka "menunggu sesuwatu yang tak perlu ditunggu" Seperti halnya malam ini kau menunggu pelukan hangat mentari esok pagi,yang tanpa harus kau tunggu pasti ia kan menyapamu dengan sendirinya ketika kau mulai membuka mata dari gelap malam yang setia menjagamu tepat pada waktunya karna Tuhan megiginkan.
Tak jauh berbeda dengan rasa cinta yang kupunya tak perlu kau tunggu,
sepenuhnya kan kau miliki jika Tuhan memang megizinkan ..

"Walau jarak memisahkan
Lautan jadi penghalang
Cinta akan selalu menemukan
Jalan kebali pulang
Pada hati yang memberi kerinduan..."

By:Arista jibriel

Senin, 04 Januari 2016

Titip Rasaku




Seruak rasa dalam resah
Memenuhi ruang sepi
Dalam palung hati
Seonggok rindu membajul
sembilu
Dalam rona jingga tertitip kata
Adakah rasa yang tersisa
Tersemat dalam kutipan aksara
Yang kau kutip melalui pena...?

Waktu tak lagi sangup
membisukan perasaanku..
Kau yang selulu menjadi
metafora dalam aksaraku....
Nadi dalam puisiku...
Bintang dalam gelapku...
Senyum dalam tawaku....
Bayang dalam lamunku....
Kepadamu hati seputih
kuntum melati....
Kutitipkan jiwa atas dasar cinta...
            
Selengku pelangi  kugambarkan
dihati....
Selaut tinta kugoreskan
aksara untuk megutarakan rasa..
Dibalik mimpi merah jambu,berselimut sutra ungu....
Sesunging senyum merona penuh dengan cinta...
Belum kah kau memahaminya...??

Aku mencintaimu sebagai senja...
Entah esok kau datang dengan
jinga merona atau warna kusumba,pantaimu kan selalu
jadi tempatku memulangkan rindu...

Arista jibiriel & Senja ungu