Kepada...
Gadis yang setia ada dikepala
saya.Tinta merah jambu
yang pernah kau goreskan
dikanvas hati masih jadi primadonaku melahirkan bait-bait aksara untuk menghidupkanmu dalam angan-anganku.senyum rekah kembang mawar yang terbiyasa kau sugingkan tak pernah layu tergilas waktu ,dikedua bola mata beningku pesona wajah ayumu berbalut kerudung ungu selalu saja bisa menarikan penaku menuliskan indah tentangmu .
An...Tetes hujan dikotaku
siang ini,mengigatkanku
padamu,rintiknya serupa
butiran embun yang terlahir
dari rahim kedua bola matamu yang sebegitu surga disela dekapan hangat kau kalungkan tangganmu dileherku, sembari ku kecup mesra keningmu sebelum malaikat membisikan lirih didaun teliganku "itu dosa" dipertemuan terakhir kita.
Prihal rindu didadaku padamu
mungkin hanya aku dan Tuhan
yang tau,tak perlu banyak
kuceritakan padamu,aku takut
mengangu aktivitasmu,biyar saja
nanti waktu yang menjelaskan
padamu kala takdir masih
mempertemukan kita dengan
rasa yang masih sama.o iya An maaf jika kamu merasa kesal karena aku tak sempat membalas pesan singkatmu semalam ,bukan karna aku malas pun marah, kamu ngak perlu capek-capek mengajak berdiskusi hati dan kepalamu hanya untuk menyimpulkan jawaban atas ketakutan-ketakutan yang mengotori putih isi kepala dan hatimu yang belum tentu benar apa yang kau takutkan dan bayangkan,bersamaan habisnya kopi yang terbiyasa ku teguk untuk melawan kantuk,semalam aku hanya lebih awal bertekuk lutut pada malam yang terburu-buru memelukku.
Bagimana kabarmu disebrang An..??,kuharap Tuhan selalu meyelipkan tawa disetiap kau megigatku sembari menghitung
bintang yang terbiyasa kau ajak
berbincang sebagai teman melawan kesunyian yang tak megenal waktu gemar mengetuk pintu rindu dadamu,heheee ....mungkin aku terlalu percaya diri mengatakan itu padamu,aku tau An ,Aku hanyalah sebutir debu yang tak sengaja diterbangkan takdir hadir dalam hidupanmu,hanya sebutir debu An,mungkin tak akan ada rindu dalam benakmu ketika Tuhan sengaja meghapus daki itu dari hidup mengantikan kisah baru dalam hidupmu (kuharap tak secepat itu).
An..bukan ingin aku kembali membakar masalalu yang mungkin tlah membeku dirahim hatimu pun mengali kisah usang yang tlah kau kubur dalam ingatan tak ingin kau kenang,satu alasan yang cuba kupahami ,anak-anak sungai yang megalir dipipi megatakan betapa membiru luka dihatimu meski tak sepatah kata keluh terlahir dari bibirmu,sebab waktu memaksamu megagukkan kepala untuk apa yang kau tidak suka "menunggu sesuwatu yang tak perlu ditunggu" Seperti halnya malam ini kau menunggu pelukan hangat mentari esok pagi,yang tanpa harus kau tunggu pasti ia kan menyapamu dengan sendirinya ketika kau mulai membuka mata dari gelap malam yang setia menjagamu tepat pada waktunya karna Tuhan megiginkan.
Tak jauh berbeda dengan rasa cinta yang kupunya tak perlu kau tunggu,
sepenuhnya kan kau miliki jika Tuhan memang megizinkan ..
"Walau jarak memisahkan
Lautan jadi penghalang
Cinta akan selalu menemukan
Jalan kebali pulang
Pada hati yang memberi kerinduan..."
By:Arista jibriel
